Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2019

Waktu

Entahlah... Yang jelas bukan karena malas untuk menulis. Beberapa hari ini tugas menulis selalu saja telat untuk di posting. Bahkan di hari berikutnya baru di posting. Mungkin hal itu yang saat ini sedang ku rasakan. Menjalani hari-hari dengan berbagai kegiatan, kadang membuat fisikku sedikit lelah. Bagaimana hal tersebut tak membuatku lelah, aku bekerja dari jam 08.00 pagi sampai jam 21.00 malam. Sebenarnya bukan masalah kerja dengan jam yang cukup panjang. Tapi, berbagai kegiatan diluar pekerjaanku lah yang membuat badanku terasa sangat lelah. Aku bekerja sebagai seorang Analis Laboratorium. Selain bekerja, aku juga menjadi salah satu mahasiswi di salah satu perguruan tinggi di Bandung. Setiap seminggu sekali aku berangkat ke Bandung untuk menuntut ilmu. Bisa dibilang pulang pergi itu tak bertemu dengan matahari. Bagaimana tidak, aku berangkat dari Sukabumi sekitar pukul 03.30 pagi dan pulang dari Bandung sekitar pukul 18.30. Bukan kuliahnya yang melelahkan, tapi perjalanan dari

Sesibuk Apakah Kita?

Apakah kita lebih sibuk dari Kekasih Allah?? Alasan klasik kita tidak bisa tilawah Quran dan membaca materi tadabbur adalah SIBUK. Ringan betul kata itu, seolah-olah tilawah Dan membaca material tadabbur hanya dilakukan oleh pengangguran yg kurang kerjaaan, sementara mereka yg sibuk dapat beralasan utk meninggalkannya. Dr.Muhammad Abdul Qadir Abu Faris menuturkan, Rasulullah SAW telah memimpin 27 peperangan, memberangkatkan sekitar 37 sariyah serta ekspedisi. Dan itu dilakukan dlm waktu yg cukup singkat yaitu 10 th. Itu artinya Rasulullah dlm setahun terlibat antara 2 sampai 3 kali pertempuran. Coba kita bayangkan betapa sibuknya Rasulullah SAW mengatur semua itu, berapa lama waktu utk konsolidasi, mobilisasi, latihan, perjalanan-perjalanan jauh serta agenda2 lainnya. Betapa lelah dan capeknya sang Rasul beserta para sahabat menempuh hari2 penuh perjuangan. Dalam situasi demikian Rasulullah SAW masih harus mengajar para sahabat, menerima tamu, menyimak keluhan dan konsultasi,

Sejarah Bunga Tulip

Gambar
Tulip  (bahasa latin :  Tulipa ) merupakan nama genus untuk 100 spesies tumbuhan berbunga yang termasuk ke dalam keluarga  Liliaceae . Tulip berasal dari Asia Tengah, tumbuh liar di kawasan pegunungan Pamir dan pegunungan Hindu Kush dan Stepa di Kazakhstan. Belanda sangat terkenal sebagai negeri bunga tulip. Namun ternyata tak hanya terkenal di Belanda saja. Faktanya, tulip juga merupakan bunga nasional di Iran dan Turki. Tulip merupakan tumbuhan tahunan berumbi yang tingginya antara 10–70 cm, daunnya berlilin, berbentuk sempit memanjang berwarna hijau nuansa kebiru-biruan, dan bunganya berukuran besar terdiri 6 helai daun mahkota. Tulip hasil persilangan menghasilkan bunga berwarna tunggal, merah, oranye, kuning, hijau, biru, ungu, atau berbagai macam kombinasi dan gradasi warna. Tulip menghasilkan biji yang berbentuk bundar pipih yang dibungkus kapsul kering. Seperti halnya bunga mawar, lili, anggrek dan peony, tulip adalah tanaman bunga yang paling banyak dibudidayaka

Nasihat Diri

Kita banyak tertawa di dunia Tapi bisakah pula kita banyak tertawa ketika nanti di alam kubur? Sudahkah kita persiapkan dengan baik rumah peristirahatan panjang kita? Rumah abadi untuk kita tempati nanti Tentang kematian, Adakah yang bisa memastikan, kapan kedatangannya? Adakah pula yang bisa menolaknya? Duhai diri, Masih sanggupkah kita untuk tertawa dimuka bumi? Sedang kelak, didalam perut bumi lah kita tinggal Masih maukah kita untuk berlomba-lomba menyibukkan diri untuk urusan dunia? Sedang kelak, hanya amalan baiklah yang akan menemani kita Duhai diri yang matanya digelapkan oleh gemerlapnya dunia, Sadarlah, ingatlah kematian Kematian itu begitu dekat Kematian itu begitu pasti Kapan dan dimananya masih menjadi rahasia Harta dan tahta pun takkan mampu mencegahnya

Penawar Lelahku

Mungkin, sedari aku masih di dalam rahim ibuku. Perjuangan ayah yang tak pernah bisa aku menghitungnya. Sampai aku teramat sangat menyayanginya. Bagi kebanyakan orang, mungkin mereka hanya akan memikirkan perjuangan ibu dan ibu. Ya, sebenernya gak salah sih. Tapi jangan lupa juga, kalo dibalik ibu kita yang kuat ada Allah dan juga ayah yang begitu hebat. Aku ingin sedikit bercerita saja. Aku sangat menyayangi ayahku. Seakan mataku ini tak sanggup untuk menahan air mata yang hampir terjatuh karenanya. Mengingat perjuangannya begitu hebat. Panasnya terik matahari tak mampu menahan semangatnya. Hujan yang turun membasahi bumi pun tak mampu membuat basah tubuhnya. Tubuh mungil yang setiap saat bertarung dengan kerasnya dunia. Dulu ketika aku masih kecil, aku tak pernah mengerti keadaan ayahku. Jika aku menginginkan sesuatu, maka detik itu juga harus ada. Walaupun semisal hanya meminta diambilkan sebuah kantong plastik yang tergeletak pun harus terpenuhi saat itu juga. Dan, aku mul

Titik Terang

Mencari titik terang diantara gelapnya jalan Mencari jalan keluar diantara banyaknya lorong gelap Terkadang aku ingin berhenti Bukan karena ingin menyerah Tapi untuk sekedar berpikir Bagaimana aku dapat melaluinya? Manakah jalan yang ternyata buntu? Saat aku mengikuti rasa dalam hati Aku melihat apa yang hatiku ingin lihat Meski akhirnya, kini hatiku berkhianat Disaat aku mulai melupakan rasaku, Aku mulai menggunakan nalarku Nalar yang selama ini ku simpan dalam diam Nalar tak pernah ku usik karena rasa yang lebih ku ikuti Namun kini aku kembali menuai salah Nalarku kini terhenti Bukan karena dia berkhianat seperti hati Tapi karena cukup lama tak pernah ku usik Dan terlalu mengandalkan rasa Kini aku menyendiri Berada di persimpangan lorong nan gelap Tanpa ada cahaya sebagai penerang Tanpa ada hati dan nalar sebagai penimbang

Dalam Sunyi

Dalam Sunyi Ada yang diam-diam berharap,  Padahal harapannya itu belum tentu terbalas. Ingin memiliki tapi perasaannya disimpan sendiri Suka, tapi hanya sepihak Dan tak mau mengungkap Dan herannya,  Yang seperti itu masih saja dipertahankan Memutuskan untuk memendam Dan mendera luka sendirian Terkadang, yang dipilih itu sangatlah pemilih Terkadang pula, yang disuka pun belum tentu menerima Tuntutan kesempurnaan fisik yang jadi pertimbangannya Tanpa sadar hal itu tak mampu bertahan lama Dikala fisik sudah tak lagi sempurna Dikala Sang Pencipta sudah menggugurkan nikmat yang diberikan-Nya Lalu kamu mau apa? Mencari kesempurnaan dari orang lain? Disaat Tuhan saja tak memandang fisik para makhluk-Nya Lantas, apa kamu masih mau berlagak seperti dewa?

Pentingnya Sholat

Afnan namanya. Laki-laki berwajah tampan, mapan, berakhlak mulia, dan berpendidikan tinggi tentunya. Sempurna banget bukan? Mungkin akan banyak sekali wanita yang langsung mendambakannya saat dipaparkan begitu. Ya, kita pakai logika saja lah. Perempuan mana sih yang tidak mau memiliki pasangan seperti Afnan ini. Kalo saya pribadi sih mau ya, hehehe. Afnan adalah anak lelaki tertua di keluarganya. Usianya baru 23 tahun. Tapi di usia yang terbilang masih muda tersebut karirnya sudah melejit. Afnan memang terkenal dengan kecerdasannya. Dari semenjak masih kuliah pun dia tergolong sebagai mahasiswa cerdas dan berprestasi. Tak heran jika nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) nya nyaris sempurna, yaitu 3,95. Entah bagaimana cara Afnan belajar hingga mendapatkan nilai sebagus itu. Sudah bukan hal yang aneh jika dia langsung mendapatkan tawaran pekerjaan dari berbagai perusahaan besar di Indonesia. Sampai akhirnya dia pun memilih untuk bergabung dengan perusahaan asing yang berada di Pap

Belajar Dari Kisah Si Burung Surga

Gambar
Perang Mu’tah adalah perang besar antara kaum Muslimin dengan Tentara Romawi. Perang itu dipicu oleh terbunuhnya Harits bin Umair saat hendak menemui penguasa Bushra. Harits bin Umair adalah utusan Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallama. Harits dibunuh oleh Syurahbil Amr ketika baru sampai di dataran Syam. Syurahbil bin Amr adalah pembesar Ghassan yang tunduk pada Romawi. Saat Syurahbil tau bahwa orang itu adalah utusan Rasulullah, dia lantas membunuhnya. Rasulullah menganggap bahwa dibunuhnya utusan beliau oleh Syurahbil merupakan penentangan terang-terangan, deklarasi perang, penghinaan tanpa ampun, dan provokasi yang tidak mungkin dibiarkan. Oleh karenanya, beliau mengumpulkan tiga ribu orang dari pasukan terbaiknya dibawah pimpinan Zaid bin Haritsah. Sungguh merupakan momen yang sulit. Saat kaum muslimin berhadapan dan memandang hamparan tentara musuh yang berbaris rapi. Tiga ribu melawan dua ratus ribu yang dilengkapi dengan berbagai senjata dan peralatan canggih lainnya.

Berawal Dari Mishary Rashid Al-Afasy

Syekh Al-Afasy, begitulah orang menyebutnya. Siapa yang tak mengenal beliau? Seorang imam besar Masjidil Haram yang namanya sudah menyebar luas dikalangan umat muslim di seluruh dunia. Ya, Syekh Al-Afasy memang terkenal dengan suaranya yang sangat merdu. Baik lantunan ayat Al-Quran yang dibacakannya maupun Nasyid-Nasyid yang beliau bawakan. Tapi yang ingin aku bahas disini bukan itu. Melainkan, aku ingin membahas bagaimana cara Allah meluluhkan hatiku lewat beliau. Meluluhkanku untuk jatuh hati pada Al-Quran tentunya. Berawal dari salah satu video Osman Bostanci yang ku tonton lewat youtube. Osman Bostanci adalah salah satu Hafidz Quran berkebangsaan Turki yang mampu menirukan suara sembilan imam besar Masjidil Haram. Yang salah satunya adalah suara dari Syekh Al-Afasy. Dalam video tersebut, Osman melantunkan Surah Al-Qiyamah ayat ke 20 sampai 32. Dalam video itu juga Osman melantunkannya sama persis seperti Syekh Al-Afasy. Dari situlah awal mula aku tertarik untuk mengoleksi mur