Berawal Dari Mishary Rashid Al-Afasy


Syekh Al-Afasy, begitulah orang menyebutnya.
Siapa yang tak mengenal beliau?

Seorang imam besar Masjidil Haram yang namanya sudah menyebar luas dikalangan umat muslim di seluruh dunia. Ya, Syekh Al-Afasy memang terkenal dengan suaranya yang sangat merdu. Baik lantunan ayat Al-Quran yang dibacakannya maupun Nasyid-Nasyid yang beliau bawakan. Tapi yang ingin aku bahas disini bukan itu. Melainkan, aku ingin membahas bagaimana cara Allah meluluhkan hatiku lewat beliau. Meluluhkanku untuk jatuh hati pada Al-Quran tentunya.

Berawal dari salah satu video Osman Bostanci yang ku tonton lewat youtube. Osman Bostanci adalah salah satu Hafidz Quran berkebangsaan Turki yang mampu menirukan suara sembilan imam besar Masjidil Haram. Yang salah satunya adalah suara dari Syekh Al-Afasy. Dalam video tersebut, Osman melantunkan Surah Al-Qiyamah ayat ke 20 sampai 32. Dalam video itu juga Osman melantunkannya sama persis seperti Syekh Al-Afasy. Dari situlah awal mula aku tertarik untuk mengoleksi murotal beliau.

Aku sempat berpikir bahwa aku hanya menyukai suara beliau saja. Namun ternyata aku salah. Bukan hanya suara beliau saja yang aku sukai, melainkan Surah Al-Qiyamah lah yang sebenarnya lebih aku sukai. Hampir setiap hari aku mendengarkan murotal surah itu. Sampai akhirnya surah itupun dengan sendirinya terekam dalam otakku tanpa proses hafalan terlebih dahulu. Aku sempat menangis karena hal itu. Aku tak pernah menyangka akan semudah itu bisa menghafalkan satu surah dalam Al-Quran.

Yang sebelumnya aku pernah bertanya pada diriku,

“Apa bisa aku menghafalkannya? Surah ini cukup panjang, dan aku juga belum pernah belajar menghafal Al-Quran sebelumnya”. 

Pertanyaan-pertanyaan yang seperti itu berkali-kali datang dalam otakku. Sampai akhirnya, Allah menunjukkan kuasa-Nya lewat murotal Syekh Al-Afasy kepadaku. Allah memudahkanku dalam menghafal. Allah juga yang membuatku jatuh hati pada Al-Quran.

Tak cukup sampai disitu saja. Semakin hari keinginanku untuk menghafal Al-Quran itu semakin tinggi. Sampai akhirnya, di akhir tahun 2016 aku dipertemukan dengan sebuah komunitas menghafal Al-Quran. Komunitas itu berisi orang-orang sholih semua. Aku sempat minder karena belum memiliki hafalan yang banyak dan mutqin seperti mereka. Tapi, lagi-lagi Allah menguatkan hatiku. Aku tak tau entah apa yang ku pikirkan saat itu. Aku tak memperdulikan rasa minderku itu saat bersama mereka. Bisa dibilang, aku lebih peduli untuk terus mencoba belajar menghafal Al-Quran dengan metode yang mereka pakai. Meskipun aku tau butuh kesabaran lebih untuk melakukannya.

Di pertengahan tahun 2017 lalu, aku juga sempat ingin menyerah untuk tak melanjutkan hafalanku. Saat itu, aku merasa hafalanku begitu sedikit. Bahkan bisa dibilang sangat jauh sekali dari hafalan yang dimiliki teman-temanku. Mungkin memang bertambah, tapi pertambahannya tak secepat teman-temanku. Dan apakah kalian tau yang terjadi selanjutnya saat itu? Ya, lagi-lagi Allah lah yang menguatkanku.

Seorang teman berkata padaku,

“Di, Al-Quran itu benda langit. Tidak sembarang orang bisa membaca ataupun menghafalkannya. Jangankan untuk menghafalnya, untuk sekedar menyentuhnya saja tak sembarang orang bisa melakukannya. Alasan kenapa Allah membuatmu lamban dalam menghafal, itu ya karena Allah ingin kamu berlama-lama dengan Al-Quran.”

Sejak saat itu aku bangkit lagi untuk menghafal. Setiap kali aku menghafal, aku selalu teringat dengan Surah Al-Qiyamah ayat 16.

Allah SWT berfirman:

لَا تُحَرِّكْ بِهٖ لِسَا نَكَ لِتَعْجَلَ بِهٖ ۗ 

"Jangan engkau (Muhammad) gerakkan lidahmu (untuk membaca Al-Qur'an) karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya." (QS. Al-Qiyamah: Ayat 16)

Sejak saat itu pula aku mulai sadar, bahwa tujuan menghafal itu bukan untuk cepat-cepat menyelesaikan hafalan 30 juz Al-Quran. Tapi bagiku, proses menghafal itu adalah proses bagaimana Allah menguji kekuatan kita. Kekuatan bagi siapa saja yang mampu setia dengan Al-Quran.

Sahabat blogger yang ku cintai. Untuk kalian yang sedang dalam proses menghafal Al-Quran. Jangan menyerah dan jangan pernah ada dalam pikiran kalian itu untuk berhenti menghafal. Karena seperti yang kalian tau, kematian itu sangat misteri. Tak ada satupun makhluk yang mengetahui kapan kedatangannya. Tugas kita hanya harus terus memperbaiki diri. Kapanpun, dimanapun dan dengan cara apapun itu. Teruslah berbuat baik, karena kita tak pernah tau kebaikan mana yang mampu menolong kita dari panasnya api neraka.

Komentar

  1. Maa syaa allah, menyadarkanku juga bwt sering2 mendengarkan murottal Al Quran mba, doaku bwt anak2ku semoga kelak mereka juga menjadi hafidz Al Quran...dan menjadi generasi Qurani...keren tulisannya 🙌

    BalasHapus
  2. Saya juga suka dengerin murotal tapi gak pernah kepikiran cari info tentang yg membacakannya.🙈🙈🙈

    BalasHapus
  3. MasyaAllah.....saya suka, teruslah berbuat baik, dan enyahkan rasa minder, karena rasa minder dan malas itu penjajah paling berbahaya yg bermarkas di otak kita.

    BalasHapus
  4. semoga Allah memudahkan lisan-lisan kita untuk senantiasa mencintai Al-Qur'an dan Al- Hadist, saya juga ngajar anak-anak di pesantren yang juga menghafal Qur'an semangat ka dian semoga juga menyemangati kita semua aamiinn. keren-keren tulisannya ehee

    BalasHapus
  5. Masya Allah saya ngefens sama bacaannya syekh misari alafasi

    BalasHapus
  6. Aku juga sukaaa banget sama reciter satu ini masyaAllah. Kalau hafalan juga lebih enak :)

    BalasHapus
  7. Qur'an itu luas bu memaknainya..
    Pelan2 dan berproses🙏

    BalasHapus
  8. Kalau di Indonesia kita punya Muzzammil Hasballah yang pernikahannya sempat viral, beliau juga sering ditunjuk menjadi imam shalat tiap beliau mengisi acara

    BalasHapus
  9. Jadi, teringat pas masa hamil Kamila, suami selalu menyuruh ku mendengarkan lantunan ayat suci Al Quran dari Syech Al Afasy... ❤

    BalasHapus
  10. Masya Allah, semoga berkah ya, Mbak. 😊

    BalasHapus
  11. Aku juga ngefans banget nih sama Syekh Mishary Rashid Alfasy 😍😍

    BalasHapus
  12. Maasya Allah. Saya bacanya agak merinding. Kalau anak-anak saya tiap diperdengarkan murottal, cenderung lebih suka Murottal Taha Aljunaid.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasihat Diri

Pentingnya Sholat